Usaha Jualan Sayur Keliling Jika Anda sedang bingung harus memulai usaha apa yang masih sangat prospektif dan menguntungkan dengan biaya yang relatif kecil, maka inilah usaha yang sangat tepat, jualan sayur keliling. Jualan sayur memiliki margin yang cukup besar, namun juga memiliki resiko kerugian yang besar pula mengingat jenis sayuran merupakan komoditi yang akan rusak dan layu jika harus disimpan dalam waktu lama Untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari berjualan sayur keliling maka kita perlu mengatur strategi yang tepat agar berjalan sesuai harapan. Berikut adalah tahapan yang perlu Anda lakukan jika ingin memulai usaha jualan sayur keliling. Survey Area Usaha Karena usaha ini memiiki nilai keuntungan yag lumayan maka jangan heran jika jualan sayur keliling sudah memiliki banyak persaingan. Meski begitu luasnya wilayah pemukiman dan makin padatnya perumahan sehingga masih banyak juga daerah yang masih jarang dialalui oleh para penjual sayur keliling ini. Dengan melakukan survey area usaha maka Anda akan dengan lebih mudah dalam menjalankan usaha, dengan memperhatikan poin-poin sebagai berikut Teliti sebanyak mungkin area di daerah Anda, dimana area tersebut cukup jauh dari area pasar sayur namun memiliki kepadatan penduduk yang memadai. Pada area pemukiman coba untuk menanyakan pada warga sekitar apakah didaerah tersebut sudah ada pedagang sayur keliling?Jika ada tanyakan pada jam berapa pedagang umumnya berjualan, ini akan memudahka Anda untuk berjualan pada jam yang berbeda atau mencari area lain yang belum dilewati pedagang sayur keliling. Cek keramain pada area tertentu seperti pada lokasi taman kanak-kanak dimana umumnya ibu-ibu menunggu anaknya sekolah, puskesmas, posyandu dan sebagainya, perhatikan dan tanyakan apakah ada penjual sayur keliling disana. Semakin mengenal lokasi mana yang paling cocok untuk dijadikan kawasan Anda berjulaan sayur maka kesuksesan akan lebih mudah dan lebih cepat dicapai. Pahami Jenis Sayur dan Dagangan yang Akan Dijual Hal penting berikut adalah mengenal jenis sayur dan barang dagangan pendukung. Anda bisa belajar kepada mereka yang lebih dulu sukses dalam usaha sayur keliling, tentu dengan area wilayah yang berbeda ya. Jika tidak, minimal Anda harus memahami jenis sayur dan harga pasaran, karenanya jangan pernah malu untuk bertanya kepada ahlinya dan yang Anda rasa bisa dipercaya. Sayur hijau seperti bayam, kangkung, dan sejenisnya umumya tidak tahan lama, ini harus diperhatikan agar penjualan harus habis dalam 1 hari. Sementara jenis lain mentimun, kentang, bawang dan berbagai jenis lainya memiliki daya tahan yang lebih lama sehingga jenis ini bisa saja dibeli dalam jumlah lebih banyak terutama disaat harga cenderung rendah. Pemahaman jenis sayur akan memudahkan Anda dalam memperhitungkan berapa margin keuntungan karena sayur memiliki profit besar ketika masih segar namun akan mengalami penurunan harga tawar ketika mulai layu. Pada jenis sayur tertentu Anda dapat melipat gandakan keutungan dengan berbelanja borongan dan mengemas sendiri dirumah. Seperti sayur nangka muda, untuk mendapatkan keuntungan berlipat sebaiknya belilah nangka muda utuh jika perlu Anda bisa membeli borongan dipohonya terutama jika Anda tinggal di wilayah pedesaan, lalu kupas dan jual dalam ukuran 1/2 kg atau 1/4 kg. Dengan cara ini Anda akan dapat mencapai keuntunga maksimal. Selain sayur Anda juga dapat menambahkan dagangan yang masih berhubungan seperti daging ayam, menjual kerupuk dan keripik untuk lauk dan sebagainya. Namun bagi Anda yang masih benar-benar baru Anda juga bisa menjual sayur secara perlahan dengan membawa jenis sayur dalam jumlah sedikit saja dahulu sambil mempelajari bagaimana permintaan pelanggan. Persiapan Kendaraan Jika kedua hal diatas sudah Anda pahami sekarang saatnya mempelajari untuk membuat alat untuk berjualan keliling. Banyak metode yang bisa digunakan, dari menggunakan gerobak dorong, menggunakan sepeda, sepeda motor, hingga mengunakan mobil bak terbuka. Anda tinggal menyesuaikan peralatan yang dibutuhkan dengan metode jualan yang akan dijalankan, jika menggunakan sepeda motor maka Anda perlu membuat kerangka dari kayu atau bambu yang dibuat di bagian jok belakang untuk menyimpan barang dagangan. Dan jika Anda ingin berjualan dengan gerobak maka Anda perlu meyiapkan gerobak yang bisa Anda buat sendiri atau dengan memesan kepada tukang atau ahlinya. Berbelanja dan Jualan Jika semua peralatan telah disiapkan sekarang saatnya untuk memulai usaha pertama Anda ini. Untuk berbelanja sayur yang segar Anda harus berbelanja di awal pagi dan umumnya pasar pagi hari seperti ini mulai buka dari jam 3 pagi bahkan ada yang lebuh awal lagi tergantung didaerah mana Anda tinggal. Buat catatan selengkapnya dengan menyesuaikan dana yang Anda miliki, sebelum berbelanja. Belanjalah keperluan sampai selesai lalu Anda bawa pulang terlebih dahulu untuk Anda susun dengan rapi dan mulai berjualan pada jam 7 atau jam 8 sesuai dengan kondisi area Anda. Sebagai pedagang baru maka Anda perlu memperkenalkan usaha Anda kepada calon pelanggan, jika Anda merasa kurang percaya diri untuk teriak-teriak maka gunakan rekaman dengan menggunakan hape smartphone yang dihubungkan dengan speaker. Ramah dan pandai berbicaa saat berinteraksi adalah salah satu kunci awal untuk lebih cepat mendapatkan pelanggan. Jual barang dagangan dengan harga bersaing dan utamakan kejujuran dalam setiap transaksi. Jangan mudah menyerah karena sudah menjadi rahasia umum dalam dunia perdagangan jika akan banyak rintangan dan susahnya mencari pelanggan. Namun jika Anda gigih dan mengutamakan kualitas, harga dan kejujuran maka kesuksesan hanya tinggal menunggu waktu saja. Semoga bermanfaat.
Adrian Hernanto, founder Kedai Sayur, startup yang dapat membantu kalangan pedagang sayur Jangan dikira hanya jenis industri modern seperti perbankan, jasa transportasi, atau media saja yang terkena disrupsi teknologi. Tukang sayur keliling pun mulai terancam disrupsi ini, terutama dengan kemunculan startup berbasis teknologi yang menjual produk sayur-mayur ke konsumen akhir end customer. Mengaku resah dengan fenomena tersebut, Adrian Hernanto bersama dua rekannya memutuskan mendirikan startup yang dapat membantu kalangan pedagang sayur -baik tukang sayur berkios maupun tukang sayur keliling yang menggunakan gerobak- untuk meningkatkan bisnis mereka. Perusahaan rintisan ini bernama Kedai Sayur. Sebagai marketplace sayuran, Kedai Sayur dapat mempermudah tukang sayur dalam pengadaan produk sayuran yang akan dijual ke konsumen akhir rumah tangga. Pasalnya, marketplace ini juga terhubung dengan para petani produsen ataupun pemasok sayuran. Mitra Sayur -sebutan untuk pedagang sayur yang menjadi rekanan Kedai Sayur- bisa memesan sayuran yang akan dijualnya lewat aplikasi, yang sangat user-friendly bagi kalangan pedagang sayur umumnya. Tentu, mereka harus mengunduh aplikasinya lebih dulu di App Store. Tampilan layout aplikasi ini seperti etalase. Mitra Sayur tinggal memilih jenis dan jumlah sayur yang akan dibeli. Setelah itu, tinggal klik tombol Confirmation Order. Untuk pembayaran, Kedai Sayur bermitra dengan Alfamart. Enaknya lagi, Mitra Sayur juga dibolehkan membayar ke Kedai Sayur setelah menjual barang dagangannya. Menariknya, meski kini terjun menggarap bisnis terkait sayuran, sebenarnya Adrian tak punya latar belakang pendidikan di bidang pertanian. Ia menyelesaikan pendidikan S-1-nya di Jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan selesai 1995 yang dilanjutkan ke S-2 Magister Manajemen Institut Teknologi Bandung selesai 1997. Lalu, ia bekerja di Adira Finance selama delapan tahun, dengan posisi terakhir sebagai kepala divisi pengembangan operasi. Kariernya berlanjut selama enam tahun di Triputra Agro Persada, dengan posisi terakhir sebagai deputi direktur bidang proses bisnis & TI. Perjalanan karier di Triputra itulah yang tampaknya ikut andil mengembangkan ketertarikan Adrian menekuni bisnis startup yang terkait usaha mikro. Pada beberapa kesempatan, ia bertemu dengan Theodore P. Rachmat, pendiri Grup Triputra, yang kerap menyampaikan visi tentang penghapusan kemiskinan. “Dari situ, saya mulai tergerak untuk memiliki visi yang sama dengan beliau,” ujar Adrian. Menurut dia, setidaknya ada dua hal dari bisnis penjual sayur yang akan dibantunya. Pertama, bagaimana membantu pedagang sayur mendapatkan sayuran yang segar fresh dan mengefisienkan waktu penjualan mereka. Kedua, membantu mereka yang umumnya bermodal kecil dengan menyediakan produk yang semurah mungkin, karena pihaknya bisa langsung membeli dari petani produsen atau pemasok besar. Dalam perkembangan gagasan ini, Adrian bertemu dengan Ahmad Supriyadi, seorang motivator yang biasa bekerjasama dengan Triputra. Ahmad yang terlahir dari keluarga penjual sayur langsung tertarik dengan ide Adrian. Ahmad, kata Adrian, paham sekali struktur bisnis dan pasar persayuran. Mereka berdua bertemu dengan seorang profesional bernama Rizki Novian, yang tertarik untuk membantu merealisasi ide tersebut. Mereka bertiga kemudian mendesain model bisnis yang bertujuan mempermudah tukang sayur menjalankan bisnis. “Bulan Juli 2018 semua konsepnya sudah rampung, dan kami mengeksekusinya pada Oktober 2018,” ungkap Adrian. Modal awal sebesar US$ 1,3 juta ditanamkan. Modal ini terutama dipakai untuk mengembangkan aplikasi, merekrut karyawan, dan membangun pusat distribusi distribution center/DC. Setelah makin jelas implementasi visi-misi bisnisnya, Adrian mengaku dukungan terhadap Kedai Sayur mulai berdatangan. Termasuk, dari segi pendanaan. Triputra pun menjadi salah satu investor Kedai Sayur. Awalnya, cerita Adrian, mereka bertiga belanja sayur sendiri ke pasar induk atau pemasok, lalu disimpan sebagai stok di DC. “Dulu, DC kami belum seluas m2 seperti sekarang, melainkan hanya 200 m2 di kawasan Kalibata,” ungkap. Dalam tiga bulan, ternyata sudah tidak cukup, sehingga mereka membangun DC di Cilangkap. Adapun ruang di Kalibata tadi diubah menjadi kantor. Kedai Sayur memiliki divisi pemasaran dan hubungan pelanggan yang bertugas di lapangan, memetakan para tukang sayur serta memperkenalkan visi-misi dan program perusahaan berbasis teknologi ini. Selanjutnya, tentu saja mereka mengajak para tukang sayur itu untuk bergabung sebagai Mitra Sayur. Kini, dalam usia kurang dari setahun, Kedai Sayur telah menggandeng sekitar Mitra Sayur di seluruh Jakarta, terdiri dari sekitar 60% tukang sayur keliling dan 40% kios sayur. Kedai Sayur saat ini menyediakan sekitar 300 jenis komoditas. Pasokannya berasal dari 24 sumber source di Bogor, Cipanas, dan sekitarnya, yang terdiri dari petani produsen dan lembaga pemasok. “Jadi, kami memberikan pilihan lebih banyak daripada di pasar,” kata Adrian. Selain itu, ia menjamin sayur dari Kedai Sayur lebih segar dibandingkan dari pasar pada umumnya dan harganya lebih murah. Yang disediakan Kedai Sayur sesungguhnya tidak melulu sayuran, tetapi juga buah-buahan, bahkan daging dan ikan. “Kami selalu berkomunikasi dengan para Mitra Sayur, kira-kira produk apa yang paling dibutuhkan konsumen,” katanya. Kedai Sayur punya divisi sourcing, yang pekerjaannya memang mencari mitra pemasok di sentra-sentra komoditas. Misalnya, mereka pergi ke Brebes untuk mencari mitra di sentra produksi bawang. Dari sekitar 24 source tadi, setiap hari Kedai Sayur menerima pasokan 150-200 ton, yang disimpan di DC-nya di Cilangkap. Adrian menyebutkan, kini Kedai Sayur setiap hari menerima order. Ada Mitra Sayur yang mengorder dua hari sekali, yakni mereka yang punya kios karena dapat menyimpan komoditas dagangannya lebih lama. Berdasarkan pengalaman selama ini, rata-rata satu Mitra Sayur mengorder senilai Rp 500 ribu. “Tapi ada juga yang nilai pesanannya di atas Rp 3 juta,” katanya. Ia mengungkapkan, Kedai Sayur mengambil margin keuntungan 3-5% dari transaksinya. Untuk mendorong pembelian, Kedai Sayur punya program reward point. Poin yang terkumpul bisa ditukar dengan produk seperti telepon seluler, motor, bahkan program umroh. Guna membantu mobilitas dan memperluas jangkauan pedagang sayur, sejak Maret 2019 Kedai Sayur juga menyediakan kendaraan pengangkut sayuran roda tiga. Mereka yang berminat bisa mendapatkanya secara mencicil -Kedai Sayur bekerjasama dengan BRI untuk pendanaannya. Untuk melayani mitranya, Kedai Sayur kini diperkuat total 120 karyawan 50 orang di bagian pemasaran, 50 orang di DC, dan sisanya di divisi sourcing serta di back office. Sunarto, salah satu Mitra Sayur yang biasa beroperasi di kawasan Kebayoran, mengaku amat terbantu dengan kehadiran Kedai Sayur. Ia menceritakan, sebelumnya di tengah malam harus menuju Pasar Induk untuk berbelanja sayur. Selain kondisi masih agak mengantuk, hal ini juga memakan waktu. Setelah bergabung dengan Kedai Sayur, ia bisa memesan sayuran cukup lewat ponsel. Bagusnya pula, di Kedai Sayur, ia bisa memilih berapa kilogram untuk setiap jenis sayuran yang harganya lebih murah daripada di pasar. Barang belanjaan yang jelek juga bisa ditukar reject. Selain itu, semakin sering ia berbelanja di Kedai Sayur, makin banyak poin yang diperolehnya, yang bisa ditukarkan dengan hadiah. Untuk menjadi mitra Kedai Sayur pun prosesnya tidak berbelit-belit. “Semoga ke depannya beragam sayuran yang dibutuhkan konsumen selalu tersedia dan sistemnya juga semakin ditingkatkan,” kata Sunarto berharap. Untuk agenda ke depan, Kedai Sayur akan membangun lagi sebuah DC, yang akan dieksekusi pada Agustus 2019. Pasalnya, DC di Cilangkap sudah melebihi kapasitas. “Target kami, hingga akhir tahun ini sudah terbangun DC di Jakarta Barat dan Jakarta Timur,” kata Adrian. Dari segi aplikasi, Kedai Sayur akan memperkaya fiturnya. Misalnya, dari sisi kanal pembayarannya atau dari sisi produk yang bisa ditawarkan. Dari segi cakupan, Adrian menyebutkan, pihaknya akan ekspansi ke wilayah Bodetabek hingga akhir tahun depan. Untuk itu, ia menargetkan bisa menggandeng hingga sekitar Mitra Sayur. Jumlah ini diperkirakannya mampu mengover seluruh kelurahan di kawasan Jabodetabek. “Baru setelah itu kami juga ingin ekspansi ke Bandung dan Surabaya,” ungkap Adrian dengan semringah. * Joko Sugiarsono & Andi Hana Mufidah Elmirasari
PedagangKeliling Pedagang yang menjual barang dagangannya secara keliling, keluar- masuk kampung dengan jalan kaki atau naik sepeda atau sepeda motor. Barang yang dijual kebanyakan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, sabun, perabot rumah tangga, buku dan alat tulis, dan lain-lain.
Pendekatanyang penulis gunakan pada cerpen Robohnya Surau Kami, karya A.A Navis ialah pendekatan analitis. Pendekatan analitis adalah pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasikan idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme
16 Pedagang sayur. Sayur segar merupakan menu pertama yang dapat Anda andalkan sebab pasti dibutuhkan oleh ibu rumah tangga setiap hari. Bahan ini dibutuhkan setiap pagi untuk memasak. Tak hanya berjualan di pasar, sayur juga dapat dijual secara keliling. Yang menarik, setinggi apa pun persaingannya, produknya tetap akan laku.W6GmS.