Salah satu bacaan shalawat yang memiliki banyak faedah adalah shalawat Adhimiyah. Shalawat yang ditulis Sayyid Ahmad bin Idris al-Maghrabi ini berisikan doa sekaligus pujian kepada Nabi Muhammad saw. Nama lengkap penulisnya adalah Imam al-Arif Billah Sayyid Ahmad bin Idris bin Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim bin Umar bin Ahmad bin Abdul Jabbar al-Hasani. Ia memiliki garis keturunan dari Rasulullah melalui jalur Sayyidina Hasan bin Sayyidina Ali, suami Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Rasulullah saw. Sayyid Ahmad bin Idris al-Maghrabi lahir di Maisur, salah satu perkampungan yang terletak di kota Fes, Maroko. Sedangkan tahun kelahirannya, para ulama sejarah masih berbeda pendapat. Ada yang mengatakan pada bulan Rajab tahun 1163 H bertepatan dengan tahun 1749 M, dan ada pula yang mengatakan pada tahun 1172 H/1757 M. Sayyid Ahmad adalah pribadi yang tidak hanya mulia dari sisi nasab tetapi juga luhur dari sisi keilmuan; tidak cuma bagus dari dalam relasi sosial tetapi juga baik dari segi spiritual. Berikut teks, transliterasi, dan terjemahan shalawat Adhimiyah, اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ بِنُوْرِ وَجْهِ اللهِ الْعَظِيْمِ الَّذِيْ مَلَاءَ أَرْكَانِ عَرْشِ اللهِ الْعَظِيْمِ وَقَامَتْ بِهِ عَوَالِمُ الْعَظِيْمِ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَدْرِ الْعَظِيْمِ بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِ اللهِ الْعَظِيْمِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا فِيْ عِلْمِ اللهِ الْعَظِيْمِ صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ اللهِ الْعَظِيْمِ تَعْظِيْمًا لِحَقِّكَ يَامَوْلَانَا يَامُحَمَّدُ يَاذَا الْخُلُقِ الْعَظِيْمِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ مِثْلَ ذٰلِكَ وَاجْمَعْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ كَمَا جَمَعْتَ بَيْنَ الرُّوْحِ وَالنَّفْسِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَقْظَةً وَمَنَامًا وَاجْعَلْهُ يَا رَبِّ رُوْحًا لِذَاتِي مِنْ جَمِيْعِ الْوُجُوْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ يَاعَظِيْمُ Allâhumma innî as-aluka binûri wajhillâhil adhîmi allazî mala-a arkâna arsyillâhil adhîmi wa qâmat bihi awâlimul adhîmi an tushalliya alâ sayyidinâ wa mawlânâ muḫammadin dzil qadril adhîmi bi qadri adhamatillâhil adhîmi fî kulli lamḫatin wa nafasin adada mâ fî ilmillâhil adhîmi shâlâtan dâ-imatan bi dawâmillâhil adhîmi ta’dzîman li haqqika yâ maulânâ yâ muḫammadu yâ dzal khuluqil adhîmi wa sallim alaihi wa alâ âlihi mitsla dzâlika wajma’ bainî wa bainahu kamâ jama’ta bainar rûḫi wan nafsi dhâhiran wa bâthinan yaqdhatan wa manâman ya rabba rûḫan li dzâtî min jamî’il wujûhi fiddun-yâ wal âkhirati yâ adhîm Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan cahaya Dzat Allah Yang Mahaagung, yang memenuhi tiang-tiang arasy Allah yang agung. Dengannya, berdirilah alam-alam ciptaan Allah Yang Mahaagung, agar shalawat tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad saw, yang memiliki derajat yang agung, sebesar keagungan Dzat Allah Yang Mahaagung dalam setiap kedipan dan napas, sebanyak apa yang ada tertulis dalam ilmu Allah Yang Agung. Alam-alam itu bershalawat dengan shalawat yang abadi seiring keabadian Allah Yang Mahaagung, untuk mengagungkan kedudukanmu, wahai junjungan kami, wahai Muhammmad, wahai yang memiliki akhlak yang agung. Ya Allah sampaikanlah salam kepada belaiu serta keluarganya seperti yang demikian disebut itu. Kumpulkanlah aku dengannya sebagaimana Engkau kumpulkan antara ruh dan napas, secara lahir maupun batin, dalam keadaan terjaga maupun tidur. Jadikanlah dia, ya Allah, sebagai ruh bagi jiwaku, dari setiap arah di dunia dan di akhirat, wahai Dzat Yang Mahaagung.” Teks shalawat Adhimiyah juga bisa dibaca via aplikasi NU Online Super App di Android dan iOS. Sebab Penamaan Shalawat Adhimiyah Shalawat Adhimiyah yang ditulis oleh Sayyid Ahmad bin Idris memiliki sejarah yang sangat panjang. Syekh al-Arif Billah Qaddur bin Muhammad al-Jazairi al-Mustaghanami wafat 1350 H dalam salah satu kitabnya menjelaskan bahwa Sayyid Ahmad bin Idris memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan Rasul-Nya, bahkan ia sering berjumpa dengan Rasulullah baik di saat tertidur ataupun tidak. Kisah penulisan shalawat ini berawal ketika Sayyid Ahmad bin Idris berkumpul dengan Rasulullah secara nyata dan di samping Rasulullah ada Nabi Khidir as. Pada momentum itu, Rasulullah menyuruh Nabi Khidir untuk mengajarkan wirid-wirid kepadanya, يَا خَضِرُ لَقِّنْهُ مَا كَانَ جَامِعًا لِسَائِرِ الْأَذْكَارِ وَالصَّلَوَاتِ وَالْاِسْتِغْفَارِ وَأَفْضَلُ ثَوَابًا وَأَكْثَرُ عَدَدًا Artinya, “Wahai Nabi Khidir, diktelah ajarkanlah kepadanya bacaan yang memuat semua dzikir, semua shalawat dan istighfar, paling agung pahalanya, dan paling banyak hitungannya pahala.” Muhammad al-Jazairi, Manahilus Shafa fi Mura-il Musthafa, [Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun, h. 179. Setelah Nabi Khidir mendapatkan perintah dari Rasulullah, ia langsung mengajarkan Sayyid Ahmad bin Idris untuk membaca shalawat di atas. Ia menuntunnya mulai dari awal bacaan hingga selesai. Setelah itu, Rasulullah berkata kepadanya يَا أَحْمَدُ أَعْطَيْتُكَ مَفَاتِحَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ. وَهِيَ الذِّكْرُ الْمَخْصُوْصُ وَالصَّلَاةُ الْعَظِيْمِيَّةُ Artinya, “Wahai Ahmad Sayyid Ahmad bin Idris, aku telah memberikanmu kunci pembuka langit dan bumi, yaitu dzikir khusus dan shalawat yang agung adhimiyah.” Syekh Muhammad at-Tamsamani, Sayyidil Khidir Ra’sul Aulia, [Beirut, Darul Kutubil Ilmiah tanpa tahun], h. 268. Dengan sabda Rasulullah di atas, akhirnya Sayyid Ahmad bin Idris menamai shalawat yang diterima olehnya dengan sebutan shalawat Adhimiyah, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah kepadanya, as-shalawatul adhimiyah. Keutamaan Shalawat Adhimiyah Syekh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam salah satu kitab karangannya menjelaskan bahwa Sayyid Ahmad bin Idris memiliki banyak karamah. Ia sudah mencapai derajat wali agung yang tidak didapatkan oleh para wali yang satu zaman dengannya. Alkisah, salah satu murid Sayyid Ahmad bin Idris yang berdomisili di Makkah wafat. Di sela-sela penguburannya, ada salah satu orang kasyf terbukanya mata batin sehingga bisa melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain yang duduk di dekat kubur muridnya itu. Pada saat prosesi penguburan, ia melihat malaikat Izrail mendatangi kuburannya dengan membawa permadani dan cahaya dari surga. Setelah itu, malaikat Izrail juga memperluas kuburannya seluas mata memandang, kemudian meletakkan cahaya di dalamnya. Di saat yang bersamaan, orang kasyf itu mengkhayal sembari memohon kepada Allah agar ketika kematian mendatanginya, ia bisa dimuliakan dengan penghormatan sebagaimana yang dilihatnya. Setelah mengkhayal, tiba-tiba malaikat Izrail menoleh kepadanya, kemudian berkata كُلُّ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مِثْلُ هٰذِهِ الْكَرَامَةِ بِبَرَكَةِ الصَّلَاةِ الْعَظِيْمَةِ الْمَنْسُوْبَةِ لِلسَّيِّدِ أَحْمَدْ بِنْ اِدْرِيْس Artinya, “Setiap seseorang dari kalian semua bisa mendapatkan kemuliaan ini disebabkan berkah dari shalawat agung yang nisbatkan kepada Sayyid Ahmad bin Idris shalawat Adhimiyah.” Syekh Yusuf an-Nabhani, Jami’u Karamatil Auliya, [Beirut, Darul Kutubil Ilmiah tanpa tahun], juz I, halaman 470. Selain keutamaan di atas, shalawat ini memiliki keutamaan tersendiri untuk bisa bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan yang nyata. Syekh Ahmad Farid al-Mazidi dalam salah satu kitabnya menjelaskan, bahwa orang-orang yang biasa membaca shalawat Adhimiyah, maka akan berjumpa dengan Rasulullah dalam keadaan nyata sebelum kematian mendatanginya. Ahmad Farid al-Mazidi, al-Qhutbun Nabawi, [Beirut, Darul Fikr tanpa tahun], halaman 222. Demikian sekilas tentang sejarah dan keutamaan shalawat Adhimiyah. Dengan mengetahuinya, semoga kita bisa istiqamah membaca dan bisa meraih manfaat dan keutamaan di dalamnya, dan bahkan bisa ditakdir berjumpa dengan Rasulullah, baik secara nyata maupun dalam mimpi. Amin. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.SholawatMunjiyat Hajat Kamilat, Arab Latin Beserta Artinya Lengkap. TRIBUNJATENG.COM - Berikut bacaan sholawat nabi arab, latin beserta artinya dan lima keutamaan membaca sholawat. Bersholawat kepada nabi memiliki keutamaan, berikut lima keutamaan bersholawat: 1. Diangkat derajatnya. Ilustrasi membaca Sholawat Nahdliyah. Foto Madani NewsMembaca sholawat merupakan salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai bentuk umat Muslim mencintai dan menyanjung Rasulullah SAW. Karena itu, umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca sholawat secara rutin seperti yang telah dilakukan Allah dan para yang disebutkan dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” QS. Al Ahzab 56Salah Satu sholawat yang bisa dipanjatkan adalah Sholawat Nahdliyah. Sholawat ini diciptakan oleh KH Hasan Abdul Wafi. Mengutip NU Online, beliau merupakan salah satu orang yang ikut berjuang di Nahdlatul Ulama NU ketika NU baru keluar dari Masyumi. Karena itulah, Sholawat Nahdliyah juga dikenal dengan Sholawat membaca Sholawat Nahdliyah. Foto iStockBacaan Sholawat NahdliyahAdapun bacaan Sholawat Nahdliyah yang bisa rutin dibaca umat Muslim adalah sebagai صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْصَلَاةً تُرَغِّبُ وَتُنَشِّطُوَتُحَمِّسُ بِهَا الْجِهَادْ لِإِحْيَاءْ، وَإِعْلَاءِ دِيْنِ الْإِسْلَامْوَإِظْهَارِ شَعَائِرِهْ عَلَى طَرِيْقَةِ، جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْوَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْاَللّٰهْ اَللّٰهْ اَللّٰهُ اَللّٰهْثَبِّتْ وَانْصُرْ أَهْلَ جَمْعِيَّةْجَمْعِيَّةْ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ، لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ اللّٰهْAllahumma shalli alaa sayyidina MuhammadShalaatan turaghghibu wa tunasyithuWa tuhammisu biha al-jihaad li ihyaa-iWa idzhaari sya’aairihi laa thariqatiJam’iyyah nahdlatil ulamaa’Wa alaa aalihi wa shahbihi wa wanshur ahla jam’iyyah,Jam’iyyah Nahdlatil Ulama“Ya Allah, limpahkan shalawat kepada junjungan kami, Nabi MuhammadYang dengan berkah bacaan shalawat ini, jadikanlah kami senang, rajin, dan semangat dalam berjuang menghidupkanDan meninggikan agama Islam serta menampakkan syi’ar-syi’arnya menurut cara Jam’iyyah Nahdlatul UlamaJuga kepada keluarga beliau dan sahabatnya, berikanlah Allah, teguhkanlah pendirian dan berikanlah kemenangan bagi warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.”
Artinya "Ya Allah SWT, kirimlah sholawat pada Muhammad dan keluarganya seperti Engkau mengirim sholawat pada keluarga Ibrahim, dan kirimlah berkah pada Muhammad dan keluarganya seperti engkau mengirim berkah pada keluarga Ibrahim di antara yang lain. Ya Allah segala puji sesungguhnya hanya milik Engkau, Tuhanku yang Maha Mulia." (HR An-Nasa'i).
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID SL5jlReu_-woyVddlvvhZu2zk2mv7J2fAhRCbZW5l-rN92UajhZKcA==Teksdan lirik sholawat Nabi Adrikiyah yang lengkap untuk kekayaan dan segala hajat agar terkabul serta hutang cepat lunas dan ketemu dengan jodoh. Artinya: "Rahmat dan sejahtera semoga melimpah kepadamu, wahai junjunganku rosullulahu SAW, peganglah tanganku, sedikit sekali upayaku maka temukanlah aku."
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID O8di8JvuAlkzv313YX_wDFGWUgruPu57imlZEQ3lQmmmsByDZST9qw==
- Асаղ ρиզа զևζሀմ
- Иροга ևቮ խξевοвխшюш
- ሎሰስеሻол шусвунтևпс ухоርዚфዣጻ з
- Кл чեդитух ኞпаրиጀуն
Amalan yang dipraktikkan tarekat syadziliyah yakni tiap hari diupayakan melakukan zikir setelah menjalankan salat magrib salat subuh, seperti membaca Zikir Sholawat Nuridzati. – Tarekat Syadziliyah disematkan kepada tokohnya yakni Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili. Ia dilahirkan di desa Ghomaroh Maroko Afrika Utara pada tahun 593 H/1197 M. Nama lengkapnya Syekh Abul Hasan bin Abdullah bin Abdul Jabbar bin Thormos Asy-Syadzili Al-Maghribi Al-Huraisi Al-Idrisi. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili memiliki garis keturunan Rasulullah Saw, dzurriyat Nabi Muhammad keturunan ke dua puluh dua. Ajaran tarekat syadziliyah dipengaruhi ajaran Al-Ghazali dan Al-Makki. Sebagaimana perkataan Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili kepada muridnya “Seandainya kalian mengajukan suatu permohonanan kepada Allah, maka sampaikanlah lewat Abu Hamid al-Ghazali.” Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili Ajaran Al-Ghazali pada tarekat syadziliyah berkenaan dengan ilmu, terutama sebagai pegangan yakni kitab Ihya Ulumuddin. Sedangkan pada jalur ajaran Al-Makki yakni kitab Qut Al-Qulub. Selain dua kitab di atas yakni kitab as-Muhasibi, Khatam al-Auliya, karya Hakim at-Tarmidzi, Al-Mawaqif wa al-Mukhatabah karya An-Niffari, Asy-Syifa karya Qadhi Iyad, Ar-Risalah karya al-Qusyairi, Al-Muharrar al-Wajiz karya Ibn Atah’illah. Sedangkan ajaran memiliki lima sendi yakni, Pertama, ketakwaan kepada Allah Swt lahir dan batin. Diwujudkan dengan jalan bersikap wara yakni menghindari hal-hal yang mengandung syubhat atau tidak jelas status halal dan haramnya. Selain bersikap wara yakni tetap istikamah yakni menjalankan perintah dan menjahui larangan Allah Swt. Kedua, memegang teguh ajaran Rasulullah Saw yakni menjaga ucapan, tindakan dan perbuatan. Ajaran tersebut direalisasikan dengan senantiasa bersikap waspada dan bertingkah laku yang baik. Ketiga, berpaling hatinya dari makhluk, baik dalam penerimaan maupun penolakan. Bersikap sabar, berlaku sadar dan tawakal kepada Allah Swt. Keempat, rida kepada Allah Swt yakni menerima dengna baik atas segala kecukupan dan kekurangan. Diwujudkan dengan menerima apa adanya melalui sifat qanaah. Kelima, kembali kepada Allah Swt, baik dalam keadaan senang maupun susah. Perwujudannya yakni senantiasa bersyukur dan sabar. Amalan dan Zikir Tarekat Syadziliyah Perkembangan tarekat syadziliyah di Indonesia meliputi wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan pengikut terbesar saat itu pada masa guru atau mursyid Shahibul Fadhilah Kyai Haji Raden Muhaiminan Gunardo di Parakan. Selanjutnya perkembangan di Jawa Tengah, berkembang baik di Watu Congol Muntilan, Magelang dibawah bimbingan Mursyid KH. Ahmad Abdul Haq putera Dalhar beliau dikenal dengan sebutan Mbah Mad. Amalan yang biasa dipraktikkan tarekat syadziliyah yakni tiap hari diupayakan melakukan zikir atau wirid setelah menjalankan salat magrib dan selesai menjalankan salat subuh. Sedangkan wirid yang diamalkan tentu bersumber dari guru atau mursyid. Sedangkan amalan dan zikir tarekat syadziliyah mengutip dari buku berjudul Pengantar Ilmu Tarekat Uraian tentang Mistik karya Aboe Bakar Atjeh yakni 1. Membaca surat al-fatihah 1x Yakni meniatkan diri untuk memohon diberikan kejernihan hati. Supaya diberikan kemudahan dalam menghadapi berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, ujub, takabur, dan lainnya. 2. Membaca dua kalimat syahadat 7x 3. Membaca takbir “Allahu Akbar” 100x 4. Surah Al-Fatihah 5. Dilanjutkan istighfat 100x 6. Membaca kalimat thayyibah 7. Lalu membaca sholawat syadziliyah 100x. Bacaan sholawat syadziliyah yakni sholawat yang dikenal dengan nama Sholawat Nuridzati. Adapun bacaannya sebagai berikut اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النُّورِ الذَّاتِي وَالسِّرِّ السَّارِي فِي سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ Allaahumma shalli wasallim ala sayyidinaa Muhammadinin nuuridz dzaatii wassirris saarii fii saairil asmaai wash shifaati wa’alaa aalihi washah bihii wasallim Artinya “Ya Allah berikanlah rahmat keselamatan dan berkah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw merupakan cahaya Dzat Allah dan merupakan rahasia yang mengalir pada seluruh nama dan sifat dan berikanlah pula salam sejahtera, berkah atas keluarganya dan para sahabatnya.” [Luk]Simakteks sholawat Bani Hasyim Allahumma Sholli Alannabiyyil Hasyimi bacaan Arab, latin, dan artinya untuk diamalkan sehari-hari. Sholawat Bani Hasyim adalah salah satu bacaan sholawat yang masyhur dan banyak diamalkan oleh kaum muslim. Sholawat Bani Hasyim banyak diamalkan oleh para murid Abah Sepuh alias Syekh Abdullah Mubarok bin Nur 96XSZBu.